Lilypie Second Birthday tickers

Tuesday, June 28, 2016

RIBA - ngeRI BAnget!

Semenjak tercerahkan oleh satu sosok penggiat anti riba asal kota Yogyakarta Saptuari Sugiharto, awal tahun 2016 saya bertekad untuk sebisa mungkin menghentikan segala bentuk riba yang sedang bersinggungan dengan saya.

Langkah awal yang saya lakukan adalah menutup asuransi syariah yang saya punya, alhamdulillah penutupan berjalan dengan lancar dan cepat. Rugi sekitar 10jutaan rupiah. Tapi saya ikhlas, mungkin itu memang harga yang harus saya bayar secara material di dunia karena telah bersentuhan dengan riba, namun tidak sanggup rasanya membayangkan dosa yang harus saya tanggung di akherat kelak, hiiiiks..

Langkah kedua, tanpa ragu saya memotong kartu kredit satu2nya milik saya yang pagu kreditnya hampir mencapai 40juta rupiah, dan segera melunasi tagihan KK tersebut. Alhamdulillah karena selama ini pembayaran KK saya selalu lancar dan full payment, jadi pelunasan tersebut tidak terasa terlalu berat untuk saya.

Saya juga sudah mewanti-wanti suami agar sebisa mungkin tidak bersentuhan dengan riba. Menutup semua pintu riba. Alhamdulillah selama ini suami gak punya kartu kredit. Kalaupun punya niatan untuk mengganti mobil pembelian harus dilakukan secara cash. Caranya ya harus nabung dulu sampai uangnya cukup. Alhamdulillah cicilan rumah kami saat ini langsung dibayarkan ke keluarga jadi ringan, fleksibel dan bebas riba.

Tapi saya belum bisa lepas dari urusan riba sama sekali karena masih punya rekening tabungan, namun sekarang rekening tabungan tersebut hanya untuk transit uang belanja saja karena saya merasa lebih mudah mengatur keuangan keluarga dengan uang tunai ditangan.

Jadi teringat dengan almarhum Bapak yang sangat anti dengan asuransi dan perbankan. Waktu itu teman saya datang kerumah untuk prospek asuransi. Setelah tahu teman saya juga bekerja di salah satu bank swasta Bapak serta merta langsung mengusir teman saya tersebut. Saat itu rasanya benar2 gak enak sekali sama teman saya itu atas sikap kasar Bapak. Baru ngerasa sekarang kalau sikap Bapak menentang asuransi dan bank memang benar secara hukum islam walau caranya salah. Setelah itu saya juga gak berani lagi bawa kerumah teman2 saya yang bekerja di institusi perbankan. Maafin saya ya Pak karena waktu itu saya tidak mengindahkan larangan Bapak. Walau terlambat tapi sekarang saya sudah sadar. Mudah2an saya bisa menjadi anak yang sholehah sehingga doa2 yang saya kirimkan untuk Bapak bisa terkabul. Bapakku, ternyata memang teladanku, hiiiks..

Sekarang untuk pembayaran semua2 saya bayar dengan uang tunai, tidak ada lagi suatu kondisi kepengen sesuatu langsung gesek kartu kredit. Tidak ada uang ya tidak usah beli. Gak lagi konsumtif. No riba, no more hutang.

Alhamdulillah setelah lepas dari asuransi dan KK hidup saya terasa lebih ringan dari sebelumnya. Seperti ada beban berat yang terangkat dari jiwa saya.

Saya yakin saya tidak perlu perlindungan asuransi karena ada Allah satu2nya pelindung yang akan selalu menjaga saya.  Saya juga yakin untuk melepaskan diri dari jeratan riba KK yang dosa teringannya adalah sama dengan berzina dengan ibu kandung sendiri, astagfirullah aladziiim..

Terima kasih mas Saptuari atas pencerahannya..

No comments:

Post a Comment