Pelajaran...

Lagi belajar. Yah saya si sumbu pendek ini lagi belajar. Walau masih suka kelepasan. Ketegangan antara 2 teman kemarin bikin saya jadi mikir. Saya pernah berada di posisi masing2 dari mereka. si aktif dan reaktif. Tau rasanya jadi orang yang berbicara lugas apa adanya dan menyebut orang2 lainnya tanpa mengindahkan perasaan hati lawan. Semakin dijawab, semakin banyak pula rentetan peluru akan berdesing dari mulut. Perasaan saya saat itu: MENANG dan PUAS SEKALI kalau si lawan sudah tak bisa berkata apa-apa lagi.

Dan sewaktu saya berada di posisi sebaliknya, tau banget rasanya. MALU dan SAKIT HATI. Malu karena menyadari ternyata selain si lawan ada orang2 lain juga yang "berkomplot" menentang saya. Sakit hati karena merasa si lawan bisa tega berbicara seperti itu kepada saya.

Ah betapa saya merasa itu adalah kejahatan pertemanan terbesar yang pernah saya lakukan waktu saya menjadi si aktif. Menyesal karena tidak bisa menjaga emosi dan kata. Dan saya harus membayar begitu mahal atas kejadian itu. Saya kehilangan seorang teman. Dan itu rasanya lebih sakit daripada patah hati kehilangan pacar!
Penyesalan memang selalu datang terlambat...:(

Walau sudah "pengalaman", tetap kadang sumbu pendek saya masih suka  menyala, menyambar cepat. Walau tidak sampai bikin putus silaturahim. Tapi pasti sudah banyak orang yang tersakiti hatinya oleh saya. Maafkan saya kawans..:((

Lagi belajar:
- menyalurkan emosi dengan tidak merusak atau menyakiti
- Hanya menjadi pengamat ketika orang lain bersitegang. Gak ikut campur, gak jadi hakim, kecuali dilibatkan untuk jadi wasit atau konsultan.. Mmmmh.. tiap hari ngadepin ginian, perang antara si bocah dan kakak2nya..
- Meminta atau memberi maaf TANPA pakai embel2 "tapi" atau "habis kamu.."  karena kata maaf dengan embel2 = ngajakin perang!